SLEMAN, harianmerapi.com – Sebagian penggemar merpati kolong sudah bergabung dalam kelompok serta rutin melatih satwa kesayangannya tersebut di lapak kolongan terdekat maupun milik kelompok.
Ketika ada merpati kolong setiap dilatih mempunyai kualitas bagus dan bermental juara, sewaktu-waktu layak pula diikutkan dalam berbagai lomba merpati kolong di tempat-tempat lain.
Seperti halnya sekitar 80 penggemar merpati kolong yang tergabung dalam kelompok Lapak Lidah Buaya, semangat melatih merpati-merpati yang dimiliki dan ada sejumlah anggota/pengurus sering ikut lomba merpati kolong seperti tingkat regional maupun nasional.
Baca Juga: Pasangan Fajar-Rian Melaju ke Babak Final Korea Open Hadapi Ganda Putra Tuan Rumah
“Kalau untuk latihannya, kami rutin menggelar latihan dari Kamis sampai Minggu. Biasa mulai dari siang sampai sore atau menjelang Maghrib,” ungkap sesepuh kelompok Lapak Lidah Buaya, Sarjudin, baru-baru ini.
Khususnya pada Bulan Ramadhan, lanjut Udin, kegiatan latihan tersebut dapat pula sebagai sarana ngabuburit atau menunggu tanda buka puasa (adzan Maghrib).
Bahkan selain pemilik merpati kolong, warga yang sekadar menonton pun dapat ngabuburit di Lapak Lidah Buaya kawasan Bantulan Sidoarum Sleman.
Baca Juga: Jatuhkan Ponsel Suporter, Striker MU Ronaldo Minta Maaf
Apalagi di Lapak Lidah Buaya setiap dua minggu sekali digelar lomba atau rampakan merpati kolong, pemenangnya mendapatkan trofi maupun uang ganti pakan atau sering disebut jagungan.
“Hadiah untuk pemenang sudah ditanggung pelindung kelompok kami, Pak Haji Koeswanto SIP yang juga Ketua Komisi D DPRD DIY,” paparnya.
Ditambahkan Udin, rampakan reguler biasa diambil empat pemenang. Sedangkan best of the best (BOB) diambil dua pemenang.
Baca Juga: PSG Gulung Clermont 6-1, Mbappe dan Neymar Cetak Hattrick
Sebagai contoh, belum lama ini pemenang rampakan reguler, yakni merpati bernama Krakatau (milik tim DOV), Prabu (Win BF), Mira (Mas Bozz) dan Sengkuni (Buah Madu). Sedangkan BOB-nya: Sengkuni (tim BM) dan BL (tim BM).
Adapun nama Lapak Lidah Buaya, sebab tempat lapak tersebut termasuk tanah kas desa dan oleh ibu-ibu PKK pernah ditanami tanaman lidah buaya. Namun, suatu saat menemui kendala seperti di pemasarannya, bahkan sering ada ular kobra di kebun lidah buaya.