food

Diet tidaklah menyiksa asalkan dilakukan dengan benar, begini petunjuk dokter

Kamis, 23 Januari 2025 | 10:30 WIB
Ilustrasi program olahraga dan diet untuk turunkan berat badan. (ANTARA/Pexels)



HARIAN MERAPI - Masih ada anggapan di mayarakat bahwa diet sangatlah menyiksa.


Menurut dokter, anggapan tersebut tidak benar. Diet tidaklah menyiksa asal dilakukan dengan benar.


Demikian disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes di RS Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Wismandari Wisnu Sp.PD-KEMD dalam diskusi kesehatan yang diikuti daring, Rabu.

Baca Juga: Inilah kiat BRI dalam menjaga kualitas kreditnya, tak tanggung-tanggung salurkan KUR hingga Rp 184,98 triliun, ini buktinya


Ia mengatakan diet tidak akan menyiksa selama dilakukan dengan benar dan sesuai dengan rekomendasi ahli atau dietisien yang menangani.

“Tidak semua diet menyiksa, kalau ngikutin resepnya dietisien kita enggak kelaparan karena di resepnya para teman-teman dietisien dan juga dokter gizi, mereka memberikan makanan yang gizinya bagus, cukup, ditambah mengenyangkan, kemudian tidak membuat rasa laparnya lebih cepat muncul,” katanya .


Ia mengatakan makanan yang tepat tidak akan membuat diet tersiksa dan rasa lapar tidak cepat muncul. Contohnya saat makan pagi, protein diambil dari putih telur yang membuat kenyang lebih lama.

Selain itu jeda makan pagi dan siang harus diselipkan camilan agar saat makan siang tidak berlebihan. Jika tidak ada camilan, maka jeda waktu yang lama tersebut akan membuat tubuh mencari-cari makanan karena lapar.

Baca Juga: 23 Perempuan Penggurit asal Jogja, Jateng dan Jatim akan Tampil di Sastra Bulan Purnama Edisi ke-160

Wisma juga mengatakan diet tanpa makan di jam makan juga merupakan persepsi yang salah dan bisa membuat lemas. Ia mengatakan justru saat diet jangan melewatkan makan, yaitu makan pagi, siang dan malam.

“Jadi yang membuat kalau lagi diet lapar, lemes itu karena dietnya salah berarti. Karena diet yang bagus itu harusnya tidak boleh membuat rasa lapar. Harus fun, karena dia harus ngelakuin itu seumur hidup,” katanya.

Ia juga menyarankan diet seimbang dengan kalori yang diukur sesuai keadaan badan dan ada zat mikronutrien yang di ukur masing-masing dari karbohidrat, lemak dan protein. Jika ingin menurunkan berat badan ia menyarankan untuk defisit kalori dan olahraga.

Baca Juga: Kanwil DJP dan Kejati DIY Teken Perjanjian Kerja Sama

Salah satu diet yang dianjurkan adalah intermittent fasting dengan metode 16 jam puasa dan 8 jam makan. Ia juga menyebut diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak protein untuk kontrol berat badan boleh dilakukan namun tidak terlalu lama, karena bisa berefek ke otot dan ginjal.

“Ini bukan diet yang disarankan untuk jangka panjang. Kalau mau coba ya buat nurunin berat badan silahkan, tapi habis itu kembali ke diet yang normal yang kalorinya defisit,” katanya.*

Tags

Terkini