Terapkan metode yang dikembangkan Fapet UGM ini, daya simpan jadah abon tempe kian lama dan bisa bersaing di pasar modern

HARIAN MERAPI - Jadah tempe sebagai makanan tradisional dan mudah ditemukan di kawasan Kaliurang Sleman bisa diinovasi dengan tambahan abon, sehingga bernama jadah abon tempe.

Dengan tambahan abon, jadah abon tempe selain semakin menambah cita rasa khas, bisa bertambah pula kandungan gizinya, terutama kandungan protein hewani.

Bahkan sangat diharapkan jadah abon tempe akan bisa lebih menarik lebih banyak konsumen, terutama dari kalangan wisatawan yang ingin mencari produk olahan tradisional yang praktis dan bernilai gizi.

Baca Juga: Halangi tanah orang lain, PN Depok eksekusi pagar Arcon Beton PT KD sepanjang 35 meter

Hal tersebut dipaparkan dosen Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Ir. Endy Triyannanto, S.Pt., M.Eng., IPM., ASEAN Eng. melaksanakan program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan masa simpan produk pangan lokal, baru-baru ini.

Bersama tim dari UGM, Endy antara lain menggelar pelatihan bertajuk, Aplikasi Metode Pengemasan Retort untuk Meningkatkan Masa Simpan Produk Jadah Abon Tempe di Sentra Industri Jadah Tempe, Kaliurang, Hargobinangun, Sleman.

Masih meurutnya, jadah tempe maupun diinovasi menjadi jadah abon tempe sebagai makanan khas Sleman dan DIY, ada perpaduan antara beras ketan dan ditambah lauk tempe bacem maupun abon.

Namun, permasalahan utama yang dihadapi oleh UMKM produsen jadah tempe yakni masa simpan produk yang relatif singkat, sehingga dapat membatasi jangkauan pasarnya.

Baca Juga: Dorong Kualitas Pendidikan dan SDM Unggul, 'BRI Peduli Ini Sekolahku' Bantu Renovasi SDN 001 Sungai Pagar Riau

“Guna mengatasi kendala tersebut, tim UGM memperkenalkan metode pengemasan retort sebagai solusi yang inovatif dan semoga bisa memberi banyak manfaat,” terangnya.

Metode pengemasan retort, sebut Endy, yakni menggunakan teknologi sterilisasi panas pada suhu tinggi, sehingga memungkinkan produk tahan hingga sekitar satu tahun.

Metode atau teknik ini sangat cocok untuk memperpanjang masa simpan produk-produk makanan tanpa menggunakan bahan pengawet kimia. Selain itu, timnya juga memperkenalkan penggunaan pengemasan vakum sebagai langkah awal sebelum sterilisasi.

Baca Juga: Tunggu Pengumuman Kabinet, Hasil Seleksi Capim KPK Belum Diproses DPR

Tujuannya antara lain untuk meminimalkan kandungan oksigen dalam kemasan yang membantu menjaga kualitas dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme.