Waspadai air hujan mengandung mikroplastik, berbahaya bila kena kulit, begini penjelasan dokter

photo author
- Kamis, 30 Oktober 2025 | 09:30 WIB
Warga berolahraga di tengah hujan saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (9/2/2025).  (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)
Warga berolahraga di tengah hujan saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (9/2/2025). (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)



HARIAN MERAPI - Tidak banyak orang tahu bahwa air hujan mengandung mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan kulit.


Kandungan mikroplastik dalam air hujan mengandung zat-zat yang berbahaya bila terkena kulit.


Hal ini disampaikan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) yang menyebut mikroplastik yang terkandung dalam air hujan memiliki sejumlah zat yang berbahaya jika terkena kulit.

Baca Juga: Langgar Izin Tinggal, Imigrasi Yogyakarta Tangkap Enam Warga Negara Tiongkok

“Mikroplastik bukan hanya partikel plastik murni, tapi juga membawa berbagai bahan kimia tambahan dari proses produksinya,” kata Anggota Perdoski dr. Arini Astasari Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Arini mengatakan di dalam partikel mikroplastik terdapat zat aditiftoksik seperti phthalates, bisphenol A (BPA), polyaromatic hydrocarbons (PAHs), diethylhexyl phthalate (DEHP), serta logam berat seperti kadmium, merkuri, dan timbal.

Dari sisi kulit, bahan-bahan ini bersifat irritan dan sensitisasi kuat serta bisa menyebabkan dermatitis iritan kontak atau dermatitis alergi kontak, terutama pada individu dengan kulit sensitif atau riwayat eksim atopik.

Partikel-partikel kecil ini juga dapat membawa polutan udara lain seperti jelaga dan ozon, yang memperparah oksidatif stres pada kulit, memicu penuaan dini, kerusakan kolagen, dan penurunan fungsi sawar kulit (skin barrier dysfunction).

Baca Juga: HAKI Komda DIY Bakal Gelar Expo Konstruksi Nasional 2025

“Yang paling berbahaya sebenarnya bukan hanya partikel plastiknya, tetapi kombinasi antara partikel mikroplastik dan bahan kimia toksik yang melekat di permukaannya, karena keduanya bekerja sinergis merusak sel kulit dan mempercepat proses inflamasi,” katanya.

Menurutnya, fenomena hujan mikroplastik memang sangat mengkhawatirkan, karena menunjukkan bahwa polusi plastik sudah masuk ke atmosfer dan dapat turun bersama hujan sehingga bersentuhan langsung dengan kulit setiap hari.

Maka dari itu, sebagai bentuk upaya mencegah mikroplastik mengganggu kesehatan kulit, Arini menyarankan masyarakat untuk menjaga integritas sawar kulit. Hal ini dikarenakan kulit yang sehat merupakan pertahanan terbaik.

Gunakan sabun lembut tanpa SLS, rutin memakai pelembap dengan kandungan ceramide atau niacinamide, dan hindari sabun antiseptik keras yang dapat merusak lapisan pelindung alami kulit.

Kedua, biasakan membersihkan kulit setelah terpapar hujan atau debu, karena mikroplastik dapat menempel pada keringat dan minyak kulit. Mencuci wajah dan tubuh dengan air bersih serta sabun ringan dapat membantu mengurangi akumulasi partikel tersebut.

Baca Juga: Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Jabat Kapolda Sulsel, Irjen Pol Helfi Assegaf Resmi Kapolda Lampung

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X