HARIAN MERAPI - Tahukah Anda dampak paparan mikroplastik terhadap kesehatan ? Simak penjelasan ahli berikut ini.
Apa itu mikroplastik ? Mikroplastik adalah fragmen plastik yang berukuran kurang dari 5 mm, bisa membahayakan kesehatan manusia kalau sampai masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Dalam jangka panjang, paparan mikroplastik yang berpeluang mengandung bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan gangguan hormon, peradangan, dan masalah pernafasan.
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof. Tjandra Yoga Aditama saat dihubungi ANTARA dari Jakarta pada Senin menyampaikan bahwa mikroplastik bisa masuk sampai ke paru-paru dan menyebabkan kerusakan.
"Data ilmiah dari luar negeri jelas menunjukkan ditemukannya partikel mikroplastik pada dahak dan bahkan jaringan paru manusia. Ini karena ukuran partikelnya kecil, sehingga dapat masuk jauh ke dalam paru-paru," katanya.
Kalau sampai masuk ke paru-paru, ia menjelaskan, partikel mikroplastik dapat menyebabkan peradangan, kerusakan sel, dan disfungsi barier epitel.
Menyusul temuan mikroplastik pada sampel air hujan, dia menyampaikan perlunya meminimalkan peluang terpapar polutan itu pada musim penghujan.
"Dalam hal ini yang perlu kita antisipasi adalah informasi BMKG bahwa musim hujan akan segera meningkat di hari-hari mendatang," katanya.
Baca Juga: Dinsos DIY Gerak Cepat Tangani Kasus Bayi Dibuang di Sleman
Selain itu, dia menyarankan pemerintah mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh pencemaran mikroplastik terhadap kejadian penyakit paru-paru seperti asma, penyakit paru-paru obstruktif kronis, fibrosis paru-paru, hingga emfisema.
Dia juga mengemukakan perlunya penelitian mengenai bagaimana mikroplastik masuk dan menyebar ke tubuh manusia serta mekanisme untuk membersihkan saluran pernafasan yang terpapar mikroplastik.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Reza Cordova sebelumnya menyampaikan bahwa penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di Jakarta.
"Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka. Yang beracun bukan air hujannya, tetapi partikel mikroplastik di dalamnya karena mengandung bahan kimia aditif atau menyerap polutan lain," ia menjelaskan.
Baca Juga: Seorang petani warga Bulu Temanggung ditemukan tewas di jurang, ini kronologinya