Begini cara Gen Z mempertahankan posisinya di lingkungan dunia kerja

photo author
- Minggu, 26 Oktober 2025 | 10:00 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji bersama Presiden Gen Z Rian Fahradi, artis Elsa Japasal, dan konten kreator Jerome Polin sesuai acara bertajuk "Gen Z Suroboyo Beraksi dan Menginspirasi" di Graha UNESA, Lidah Wetan, Sabtu (8/6/2024) (. ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya.)
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji bersama Presiden Gen Z Rian Fahradi, artis Elsa Japasal, dan konten kreator Jerome Polin sesuai acara bertajuk "Gen Z Suroboyo Beraksi dan Menginspirasi" di Graha UNESA, Lidah Wetan, Sabtu (8/6/2024) (. ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya.)



HARIAN MERAPI- Tahukah Anda bagaimana cara Gen Z mempertahankan posisinya di lingkungan dunia kerja ?


Mereka memiliki cara sendiri dalam mempertahankan posisinya di lingkungan dunia kerja.


Seperti kita thu, Gen Z adalah generasi yang tumbuh di tengah revolusi digital, krisis global, dan percepatan teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka yang lahir antara 1997–2012 ini dikenal adaptif, kritis, serta memiliki kesadaran tinggi terhadap makna kerja.

Baca Juga: Wakil Ketua MPR semangati penyintas kanker payudara, harus berdamai dengan penyakitnya, begini caranya

Di Indonesia, figur seperti Jerome Polin, kreator edukatif sekaligus wirausahawan muda, mencerminkan sosok Gen Z yang menikmati pekerjaan menantang secara intelektual, tapi tetap memberi ruang bagi ekspresi diri dan keseimbangan hidup.

Bagi Gen Z, pekerjaan bukan sekadar sumber penghasilan, melainkan wadah untuk berkembang, bereksperimen, dan berkontribusi. Tak heran bila mereka menyenangi “pola zigzag” dalam menentukan berapa lama akan bertahan dan menikmati keberadaan di suatu tempat kerja.

Gen Z dikenal memiliki prinsip kuat terhadap nilai kejujuran dan penghargaan atas kinerja individu. Mereka tidak segan meninggalkan tempat bekerja ketika hasil kerja pribadinya diakui sebagai capaian tim tanpa penyebutan kontribusi mereka sebagai individu dengan adil.

 

Generasi ini juga cenderung mudah berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain apabila menemukan lingkungan kerja yang tidak menerapkan nilai kejujuran, keterbukaan, dan penghargaan terhadap prestasi.

Bagi Gen Z, pengakuan yang proporsional dan peluang untuk berkembang merupakan bagian penting dari kepuasan dan loyalitas mereka di dunia kerja.

Baca Juga: Inilah kunci utama cegah kanker payudara, simak penjelasan dokter

Laporan Deloitte Global Gen Z and Millennial Survey 2025 mencatat bahwa 61 persen Gen Z memilih bertahan di tempat kerja yang menghargai kesejahteraan mental dan peluang belajar berkelanjutan. Mereka lebih loyal kepada organisasi yang memberi tujuan (purpose), fleksibilitas, dan jalur pengembangan diri.

Di sisi lain, Gallup Workplace Report 2024 menegaskan bahwa Gen Z cenderung gelisah dalam sistem kerja yang kaku, hierarkis, dan tidak memberi ruang bagi ide baru.

Mereka menghargai pimpinan yang terbuka terhadap umpan balik, serta lingkungan yang kolaboratif dan transparan. Ketika mereka merasa tidak didengar atau peran mereka tidak jelas, tingkat keterikatan dan produktivitas menurun drastis.

Dalam proses beradaptasi, Gen Z mengandalkan critical thinking dan design thinking. Mereka terbiasa menganalisis masalah secara logis, kemudian mencari solusi kreatif berbasis empati dan eksperimen cepat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X