Kebiasaan memberi anak camilan manis bisa berakibat seperti ini, begini penjelasan dokter

photo author
- Rabu, 21 Mei 2025 | 18:00 WIB
Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K) menyampaikan keterangan seusai menjalani ujian terbuka promosi doktor di Jakarta pada Selasa (20/5/2025).  (ANTARA/Sri Dewi Larasati)
Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K) menyampaikan keterangan seusai menjalani ujian terbuka promosi doktor di Jakarta pada Selasa (20/5/2025). (ANTARA/Sri Dewi Larasati)



HARIAN MERAPI - Orang tua sebaiknya menghentikan kebiasaan memberi camilan manis kepada anak.


Menurut dokter, kebiasaan memberi camilan manis pada anak dapat memicu obesitas.


Demikian disarankan dokter anak lulusan Universitas Indonesia Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) saat ditemui usai ujian terbuka promosi doktornya, di Jakarta, Selasa (20/5).

Baca Juga: Remaja viral Fajar Sadboy rilis lagu bareng Julia Vio dan DJ Ronny berjudul 'Papa Gula'

menilai kebiasaan orang tua menenangkan anak saat nangis dengan memberikan snack atau camilan manis adalah hal yang keliru.

"Itu pola makan yang keliru, itu orang tua harus paham masalah ini, bahwa snack itu bukannya menyehatkan anak tapi pada gilirannya dia akan tertimpa banyak masalah di antaranya obesitas sentral," kata Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K).

Dokter yang menjabat Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyampaikan bahwa obesitas pada anak salah satu faktornya adalah pola makan. Selain karena overnutrisi, mengonsumsi nutrisi yang tinggi gula dan tepung juga menjadi faktornya.

"Anak yang makan manis, minuman manis, makanannya yang sifatnya snack-snack itu akan memicu makan lagi, makan lagi, makan lagi," jelasnya.

Baca Juga: Israel mulai melunak, izinkan 100 truk bantuan kemanusiaan masuki Gaza, begini kebijakannya

Sementara, menurutnya pemberian protein hewani pada anak bisa memberikan rasa kenyang yang mencegah makan berlebihan.

Berbeda halnya dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis serta bertepung tinggi bisa memicu gula darah melonjak tinggi, sehingga menyebabkan anak mengalami kondisi "craving" atau dorongan untuk makan terus-menerus.

"Minum manis, snack-snack yang tepung tinggi itu membuat gula darah kemudian cepat turun lagi, lapar lagi, dia butuh snack lagi itu terus aja kayak gitu sehingga anak itu obesitas. Selain kurang gerak ya," ujarnya.

Ia menyampaikan kebiasaan memberikan anak dengan pola makan yang salah seperti itu bisa memengaruhi kondisi emosional anak hingga memicu berbagai penyakit kronis.

Baca Juga: Pabrik garmen di Ngaglik Sleman terbakar, begini proses pemadamannya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X