“Kami pilih juga trembesi yang mampu beradaptasi dengan beragam lingkungan, antara lain bagus untuk penghijauan, cadangan air di tanah dan pencegah erosi,” urainya.
Lain halnya dengan tanaman murbei, antara lain dapat mendukung keseimbangan alam/ekosistem seperti bagian daun bisa didatangi ulat dan buahnya disenangi beberapa jenis satwa/burung.
Sementara itu, Edi Prayitno dari Komunitas Omah Noto Plankton mengungkapkan merasa sangat berterima kasih mendapat bantuan bibit pohon nangka, kelor, trembesi dan murbei.
“Dalam waktu dekat kami akan segera kerja bakti untuk penanaman massal bibit-bibit pohonnya, sebagian akan kami tanam di bantaran Sungai Krasak,” ungkap Edi.
Baca Juga: Perang Air di Kudus Resahkan Warga, Polisi Temukan Bungkusan Air Kencing
Ditambahkan, saat kemarau panjang tahun lalu, ada empat padukuhan di Merdikorejo kekurangan air. Pihaknya meyakini, salah satu penyebabnya sebab ada banyak penebangan aneka pohon.
“Kami yakin, bibit-bibit pohon nangka, kelor, trembesi dan murbei ini kelak akan memberi banyak manfaat. Akan kami rawat sebaik mungkin,” tambahnya.*