Ini yang harus diwaspadai pasien setelah stroke, perhatikan kesehatan otot dan sendi

photo author
- Rabu, 6 November 2024 | 09:30 WIB
Ilustrasi - Seorang pria yang mengalami gangguan otot.  (ANTARA/Shutterstock)
Ilustrasi - Seorang pria yang mengalami gangguan otot. (ANTARA/Shutterstock)



HARIAN MERAPI - Dokter mengingatkan, pasien pasca mengalami stroke harus hati-hati, tetap menjaga kesehatan.


Menurut dokter, gangguan otot dan sendi dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien pasca stroke.


Demikian diingatkan dokter spesialis rehabilitasi medik RSUD Pasar Minggu, DR. dr. Maria Regina R., Sp. KFR., MSC. dalam diskusi daring yang diikuti di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Kabar gembira, Presiden Prabowo tandatangani Perpres Penghapusan Piutang UMKM


“Gangguan pada otot sering menyebabkan kelemahan otot, kaku otot (spastisitas) dan pengurangan mobilitas atau gerak tubuh pada penderita stroke,” kata Maria Regina.

Maria menjelaskan penyebab gangguan otot dan sendi pasca stroke disebabkan oleh tiga hal yakni adanya kerusakan sistem saraf pusat. Hal ini menyebabkan sistem saraf mengalami disfungsi motorik, memengaruhi kontrol otot dan persepsi rasa sakit.

Hal kedua adalah pasien mengalami imobilisasi pasca stroke atau tidak bergerak berkepanjangan yang dapat mengurangi sirkulasi darah secara alami, sehingga potensi risiko kaku otot dan sendi semakin meningkat.

Penurunan aliran darah ke jaringan otot dan sendi juga berkontribusi pada kerusakan jaringan dan mengakibatkan nyeri kronis.

Baca Juga: Bekuk Australia 3-1, tim futsal Indonesia mulai fokus menghadapi semifinal Piala AFF

Gangguan otot dan sendi yang tidak ditangani nantinya akan memberikan dampak panjang pada kondisi pasien berupa penurunan kualitas hidup yang signifikan seperti kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari, gangguan fungsi berjalan akibat stafosis yang meningkatkan risiko cedera lanjutan pada penderita stroke.

Penderitanya juga bisa mengalami risiko stroke ulang akibat kondisi yang tidak aktif, sehingga meningkatkan kejadian hipertensi, diabetes dan hiperkolestrolemia.

Lebih lanjut ia membeberkan jenis masalah otot yang dapat mengenai penderita stroke. Sebanyak 20 hingga 30 persen kasus menderita spastisitas yakni peningkatan tonus otot yang menyebabkan kekakuan dan keterbatasan gerakan pada penderitanya.

Kemudian ada kelemahan otot sebagian (paresis) atau total (plegi) yang terjadi pada satu sisi tubuh, Pada paresis, kekuatan otot hilang dan mengakibatkan penderita kesulitan dalam mempertahankan posisi tubuh dan aktivitasnya.

Baca Juga: Hasil survei, mayoritas warga Indonesia dukung naturalisasi pemain timnas. Hanya 13,5 persen yang tidak setuju

Selain itu ada gangguan kontrol motorik yang menyebabkan tremor dan refleks berlebih, memengaruhi keseimbangan dan koordinasi tubuh.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X