Begini ciri-ciri anak yang membutuhkan pemeriksaan mata, orang tua harus mengenalinya

photo author
- Minggu, 21 Januari 2024 | 07:00 WIB
 Arsip foto - Seorang anak menjalani pemeriksaan mata dalam layanan gratis di Ancol, Jakarta, Senin (20/11/2023). Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi gangguan penglihatan di Indonesia sekitar 25 persen pada 2030.  (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom)
Arsip foto - Seorang anak menjalani pemeriksaan mata dalam layanan gratis di Ancol, Jakarta, Senin (20/11/2023). Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi gangguan penglihatan di Indonesia sekitar 25 persen pada 2030. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom)




HARIAN MERAPI - Orangtua tak boleh abai terhadap anaknya, termasuk memeriksakan kesehatan.

 
Misalnya, kapan anak butuh pemeriksaan mata, orangtu harus tahu dan mengenal ciri-cirinya.

Hal tersebut diingatkan dokter spesialis mata yang juga pengajar di Universitas Brawijaya dr. Lely Retno W., SpM (K) saat acara daring yang diikuti dari Jakarta, Sabtu.

Baca Juga: Pasangan Prabowo Gibran menegaskan bahwa petani adalah ujung iombak, ini cara untuk meningkatkan kesejahteraan petani


Ia menyebutkan orang tua perlu mengenali beberapa ciri bahwa anak mereka membutuhkan pemeriksaan mata supaya mereka bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Lely , mengatakan biasanya salah satu masalah kesehatan mata yang dihadapi anak-anak ialah penglihatan kabur atau buram.

"Salah satu ciri atau tandanya biasanya anak-anak suka memicingkan matanya. Itu dia memicingkan mata untuk mencoba penglihatannya agar fokus agar apa yang dia lihat terlihat jelas," kata Lely.

Selain itu, ciri lain dari anak yang membutuhkan pemeriksaan mata ialah kerap mengucek mata karena merasa tidak nyaman dengan penglihatannya yang tidak jelas. Kebiasaan mengucek mata biasanya disertai dengan keluhan pusing.

Baca Juga: Kampanye terbuka Pemilu 2024, KPU Salatiga siapkan 10 lapangan tersebar di 4 Kecamatan se Kabupaten Salatiga

Apabila ciri-ciri tersebut terjadi pada buah hati, orang tua dianjurkan menanyakan pada anak terkait rasa tidak nyaman itu dan membawanya untuk mengikuti pemeriksaan mata agar bisa diketahui apakah matanya bermasalah atau tidak.

Sang dokter juga memberikan kiat mudah agar baik orang tua maupun anak bisa melakukan pemeriksaan awal apakah matanya mengalami masalah atau tidak.

"Bisa dengan mencoba menutup salah satu matanya dari situ bisa dilihat penglihatannya kabur atau tidak. Anak-anak, kan, enggak pernah menutup salah satu matanya. Kalau dua-duanya terbuka, kan, kelihatannya oke-oke saja, kalau satu ditutup ternyata mata lainnya kabur. Itu artinya perlu diperiksa," kata Lely.

Baca Juga: Cerita misteri diganggu penunggu pohon cemara 2, Awalnya hanya berbincang-bincang masalah ringan

Terkait dengan masalah gangguan penglihatan anak, pada akhir 2023 Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) menyebutkan bahwa sejak pandemi COVID-19 didapati 400 dari 1.000 anak Indonesia mengalami gangguan mata atau kelainan refraksi dini.

Salah satu penyebabnya ialah kebiasaan mengakses gawai yang tidak terkontrol dan membuat anak melebihi batas waktu ideal terpapar layar gawai.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X