HARIAN MERAPI - Musim wisata di luar negeri ternyata memberikan berkah bagi perajin topi di Pati. Salah satu buktinya, topi (bundar) batik Telaseron produksi kelompok usaha Mulyo Joyo desa Maitan kecamatan Tambakromo menjadi laris manis di pasaran negara Philipina dan Thailand.
"Penjualan topi Telaseron di luar negeri, bisa laku Rp 350 ribu per buah," tutur Dian Mayasari, Rabu (25/10/2023).
Menurutnya, setelah topi batik Telaseron menjadi best seller (laris) ditempat wisata luar negeri, menyebabkan sejumlah pengusaha asal Bali, langsung berburu topi produk desa Maitan. Harga penjualan ditempat Rp 200 ribu per biji.
Dian Mayasari menambahkan, pembuatan topi Telaseron, yang paling lama adalah saat memproses kain polos menjadi batik.
"Kalau menjahit menjadi topi, per hari, setiap anggota bisa dapat mencetak lima buah" ujarnya.
"Saat ini topi bundar Telaseron Maitan, baru booming. Karena banyak pesanan dari beberapa organisasi. Jadi, anggota kami, banyak yang lembur" tutur Dian Mayasari.
Sebagaimana diketahui, kelompok usaha Mulyo Joyo desa Maitan Kecamatan Tambakromo, yang beranggotan 9 emak-emak, memproduksi batik Telaseron. Tujuan dari kegiatan emak-emak ini, adalah untuk membantu pendapatan suami.
Baca Juga: Luthfi Yazid sebut kecerdasan buatan bukan ancaman, justru permudah pekerjaan profesi hukum
Diawali bantuan pembinaan dan pelatihan dari CSR PT Indocement (Cirebon) tahun 2011, kemudian mampu membuat kain batik. Lalu disusul tas batik Telaseron. Dan sekarang, memproduksi topi bundar.
Cara membuat batik Telaseron, tahapan awal menyediakan plastik. Lalu ditutup dengan kain. Kemudian, diatas kainnya diberi daun pepohonan sebagai motif. Seperti daun jati, pepaya dan daun lainnya, dan ditutup dengan kain lagi.
Tahapan berikutnya, setelah ditutup kain, kemudian diponding. Setelah itu, dimasak didalam dandang selama dua jam. Lalu dibuka, dan dibersihkan dengan tawas sebagai penghalus warna. Selanjutnya, dikeringkan. Setelah kering kemudian dicuci.(*)