Suasana sekitar makin hening dan entah mengapa bulu romaku meremang.
Untuk memecah sepi, aku beranikan diri bersenandung kecil menyanyikan lagu kesukaanku.
Hampir habis satu lagu, Nur tak juga keluar dari kamar mandi.
Aku menghentikan nyanyianku, karena sepertinya ada yang ikut bernyanyi menirukan suaraku dari dalam kamar mandi, tapi sepertinya bukan suara Nur.
Kali ini aku benar-benar merinding.
“Nur, kok lama? Sudah belum?” Tak ada sahutan sama sekali.
Suara yang tadi menirukanku juga sudah tak terdengar.
Aku mulai tak sabar, berkali-kali aku memanggil Nur agar lebih cepat.
Karena tak ada sahutan sama sekali, aku pun mengetuk, eh menggedor kamar mandi yang seharusnya ada Nur di dalamnya.
Akhirnya kubuka paksa kamar mandi yang ternyata tidak dikunci.
Ternyata nihil, kamar mandi tersebut kosong melompong.
Dengan sekuat tenaga aku berlari kembali ke kamar, meski dengan kaki gemetar.
Muncul dalam benakku, lantas siapa tadi yang minta diantar ke kamar mandi? (Seperti dikisahkan Naila Zulfa di Koran Merapi) *