Mungkin faktor kelelahan atau banyak masalah di pikirannya.
Namun, kejadian itu tidak terjadi sekali. Bisa seminggu dua kali terjadi.
Tidak setiap hari, tetapi hal itu jelas-jelas menganggu pikirannya.
Untuk sementara, Parni memutuskan mencari tempat kos untuk tempat tinggalnya.
Rumah warisan tetap saja sebuah amanah. Tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
Dijual sangat tidak mungkin, karena warisan keluarga.
Parni tidak tinggal diam. Dia mencoba mencari orang pintar perihal dua hantu di rumah warisannya.
Dikatakan orang pintar itu, hantu perempuan itu pernah menjadi pembantu di zaman kakek neneknya.
Hantu sesosok laki-laki tua tanpa kepala juga.
Dari kisahnya, perempuan yang menggantung itu mati bunuh diri.
Dulu menggantung di tiang kayu atap rumah.
Laki-laki tua mati saat dulu ada perampokan di rumah kakek-neneknya. Kepalanya diparang.
Banyak orang kurang percaya mengenai arwah bergentanyangan.
Parni akhirnya percaya dari kesaksian langsung di rumah warisan.
Setelah ruwatan rumah, dua sosok hantu itu tidak menampakkan diri lagi.