Jangan-jangan yang mereka khawatirkan selama ini terjadi.
Kecelakan yang dialami Ria merupakan kecelakaan tunggal.
Jika diihat dari tempat kejadian sepertinya aneh, pasalnya tidak ada tanda-tanda rawan kecelakaan.
Jalan yang dilalui hanya jalan lurus tanpa tikungan.
Jalannya pun luas dan halus tidak ada kerusakan aspal sedikit pun. Apalagi jalan perumahan tentu tidak ramai.
Pak mandor dan Parjo mulai menerka-nerka mengapa Ria yang menjadi tumbal.
Ria anak yang paling disayang oleh majikannya berbeda dengan adiknya Rudi.
Rudi anak pembangkang selalu mencari masalah dengan orang tuanya, tidak seperti Ria.
Orang tua Ria sangat terpukul atas kepergiannya.
"Jangan-jangan apa yang dikatakan orang-orang selama ini ada benarnya, tentang pantangan pesugihan kandang bubrah."
"Apa maksudmu?" pak mandor mulai penasaran. (Seperti dikisahkan Iis Suwartini UAD di Koran Merapi) *