Pak RT, Rahmat, dan para warga terkejut karena petugas tidak menemukan adanya jenazah, melainkan hanya kerangka manusia.
Pak RT dan para warga akhirnya sepakat untuk mengotopsi kerangka tersebut.
Saat hasil otopsi keluar, ternyata kerangka itu milik seorang gadis berusia 17 tahun.
Tiba-tiba saat keributan terjadi mengenai siapa sebenarnya gadis tersebut, Mbah Soma datang menghampiri warga tersebut.
Saat warga membacakan nama dari gadis tersebut, Mbah Soma terkejut.
Karena nama dari gadis itu sama dengan gadis yang dulu sempat dibunuh di dekat sumur tua tersebut.
Itu berarti gadis yang dulu dibunuh mayatnya dibuang ke sumur tersebut.
Dan hantu yang semalam meminta tolong pada Rahmat ada arwah dari gadis tersebut. -Semua nama samaran (Seperti dikisahkan Pandu Eka Prayoga di Koran Merapi)*