Namun Mukidi sering tidur di langgar, karena bisa bangun pagi, ada beberapa tetangga jika pagi sembahyang Subuh di situ.
Suatu pagi, keluarga Mbah Rono bingung, karena Mukidi tak tampak batang hidungnya, seluruh ruangan termasuk langgar dicari nggak ketemu.
Akhirnya putra mbarep Mbah Rono menceritakan kepada Bapaknya.
"O, coba dicari di makam!" pinta Mbahnya.
Ketika putranya hendak bertanya, "Cari dahulu, nanti aku ceritakan."
Serta merta dicarinya di makam. Karena memang di belakang rumah Mbah Rono ada sebuah makam yang tidak terlalu besar, dan kebanyakan yang dimakamkan disitu adalah keluarga besar Mbah Rono.
Benar, ternyata Mukidi tidur pulas di keranda jenazah, dan ketika dibangunkan ia bingung.
"Kenapa aku bisa tidur disini?" tanyanya heran.
Baca Juga: Kisah misteri mesin jahit peninggalan nenek 1: Kejadian misterius tujuh hari setelah nenek meninggal
Untung Mukidi tidak penakut dan ia berpengalaman hal-hal begitu sering dijalani.
Setelah menghadap Mbah Rono, Mukidi minta maaf.
"Maaf Mbah, karena saya mendengar cerita Mbah pada tamu semalam, saya pun langsung tidur di bawah pohon Preh di dalam makam."
Mbah Rono tersenyum, "Lain kali bertanya dulu, karena jika hendak tidur disana harus ada syarat-syaratnya. Jangan asal tidur. Supaya tidak dipindah tidurnya."
Mukidi hanya mengangguk, ia merasa bersalah.