Tiba-tiba, saya melihat sebuah celana dalam berwarna pink pada tumpukan itu.
Saya merasa celana dalam itu bukan milik saya, dilihat dari model dan ukurannya.
Dan di rumah ini tidak ada perempuan lain selain saya. Saya sempat bertanya-tanya dalam hati,
"Milik siapa dan dari mana datangnya celana dalam pink itu? Apakah suami saya telah melakukan..."
Ah, pikiran negatif segera saya tepis. Tak mungkin suami saya berbuat rendah.
Saya yakin suami saya tipe laki-laki setia.
Akhirnya celdam itu tetap saya cucikan dengan ikhlas, siapa pun pemiliknya sambil membuang jauh-jauh prasangka buruk kepada suami.
Sore hari, saat hendak mengangkat jemuran satu persatu, baru saya sadari ternyata celdam merah muda itu sudah tidak ada di tempatnya.
Saya cari-cari mungkin jatuh tertiup angin. Tapi... tidak ada sama sekali. Hilang lenyap.
"Ah, biarlah. Mungkin sudah diambil oleh pemiliknya tanpa sepengetahuan saya," begitu pikir saya.
Selang dua hari setelah kejadian itu, peristiwa yang sama terulang kembali.
Celdam warna pink itu sudah ada lagi di tumpukan cucian. Aneh! Bulu kuduk saya sempat berdiri. (Seperti dikisahkan Endah Kuswinarni di Koran Merapi) *