Sumi hafal. Suara rintihan itu sepertinya suara Simbahnya. Namun dia tidak percaya.
“Simbahku kan sudah meninggal...”, gumamnya dalam hati.
Sampai di rumah, hal tersebut diutarakan kepada Pak Kemis, Bapaknya.
Esok harinya Pak Kemis menengok makam Kebonan. Jangan-jangan terjadi sesuatu atas kuburan Mbah Sanip.
Perkiraan Pak Kemis tidak meleset. Liang kubur Mbah Sanip ternyata amblong.
Gundukan tanah yang belum padat benar ambrol ke bawah.
Baca Juga: Pengalaman misteri saat lembur mengerjakan tugas di sekolah, ada perempuan si rambut pirang yang menemani
Tidak menunggu besuk-besuk, Pak Kemis segera memanggil tukang gali kubur untuk menguruk dan menata kembali kuburan Mbah Sanip.
Malamnya Pak Kemis mengadakan tahlilan bersama tetangga kanan-kirinya.
Memohon kepada Gusti Allah agar Mbah Sanip tidak lagi ‘kedinginan’ di alam sana. - Semua nama samaran. (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *