HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman misteri yang dialami Sumi.
Makam nenek amblong sehigga arwahnya merasa kedinginan dan merintih minta tolong
Sumi, remaja umur tujuhbelas tahun itu, lebih dekat dengan neneknya, Mbah Sanip ketimbang dengan kedua orang tuanya.
Baca Juga: Kisah misteri sekolah yang jadi sarang jin 1: Hampir setiap hari Selasa ada siswa yang kesurupan
Maklum, sejak bayi Mbah Saniplah yang momong Sumi.
Tiga hari lalu Mbah Sanip meninggalkan Sumi untuk selamanya.
Namun begitu kedekatan kedua insan tersebut tidak terputus oleh kematian. Sumi tetap ‘berkomunikasi’ dengan Simbahnya.
Setiap Sumi berjalan di depan makam Kebonan, tempat Mbah Sanip dikubur, Sumi selalu tidak lupa mengucapkan:
“Penakke anggonmu sare ya, Mbah”.
Begitulah cara Sumi ‘berkomunikasi’ dengan Mbah Sanip.
Sumi sadar betul, jika sapaannya kepada Simbahnya tersebut pasti tidak akan mendapat jawaban apa- apa.
Beberapa hari terakhir hujan deras selalu turun. Maklum, telah memasuki musim penghujan. Sore itu hampir Maghrib.
Dalam kondisi hujan deras Sumi berjalan kaki sendirian dari belajar bersama di rumah temannya.
Sampai di depan pintu gerbang makam Kebonan, seperti biasanya dia akan menyapa Simbahnya.
Sumi kaget bukan main. Belum lagi mulutnya terbuka, dari dalam makam terdengar suara lamat- lamat seperti orang merintih.
“Aku katisen, Nok... Kene adhem banget. Aku tulungana...”.