Pos ronda tak jauh dari buk ijo. Dekat pertigaan jalan perbatasan dukuh.
Dengan santainya sambil ngobrol menunggu Obeng sahabatnya seprofesi.
Tak seberapa lama kagetnya Si Plenok, “Gleser–gleser.”
Plenok membatin ada yang dingin melintas dekat di kakinya.
Begitu melihat ke bawah dengan api koreknya. Lha dalah ada seekor ular ijo yang ikut gabung.
Begitu ada peserta yang keempat ini, Plenok kalang kabut lari tunggang langgang.
Begitu tersadar sampai di angkring Mindi pada ngakak.
Ternyata di gorong-gorong itu ada ular ijo yang senang aroma asap cerutu Boding.
Aroma klembak itu bagi ular seperti aroma sate yang mengepul dari pemangang.
Pesan Mbah Sunar, di situ janganlah membakar sigaret. Dan kebetulan bawahnya adalah lintasan kali yang banyak celungnya. (Seperti dikisahkan WA Sutanto di Koran Merapi) *