Namun yang ditanya pergi begitu saja. Meninggalkan Bu Sar yang gusar.
Baca Juga: Misteri pelus Sendang Beji 3: Tiba-tiba semua kambing dalam keadaan sekarat dan akhirnya mati
Betapa tidak? Sore hampir Mahgrib pergi sendirian. Bagaimana dengan anak-anaknya?
Sedangkan Pak Bugang, suami Bu Nastiti, jam segitu pasti belum pulang kerja. Begitu fikir Bu Sar.
Satu jam kemudian dari Balai RW terdengar kenthongan ditabuh orang. Pertanda ada sripah.
Disusul kemudian suara pengeras suara Masjid setempat.
Menginformasikan, jika Bu Nastiti meninggal dunia. Perempuan tersebut memang sudah lama mengidap sakit jantung.
Mendengar informasi tersebut Bu Sar tertegun.
Baca Juga: Misteri pelus Sendang Beji 4: Ratmo diungsikan ke Kantor Desa karena akan diamuk massa
"Jadi, Bu Nastiti tadi datang kesini hanya ingin pamitan? Akan pergi menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa?" ujar Bu Sar dalam hati.
"Selamat jalan, Bu Nastiti. Semoga lancar perjalananmu menghadap Tuhan," doa Bu Sar.
Memang, tidak semua warga selalu pamit pada Bu Sar ketika akan dipanggil Tuhan.
Namun, setidaknya selain Bu Nastiti ada dua warga, yaitu Mbah Sukarni dan Yu Tukilah yang pamitan ketika akan menghadap Sang Khalik.
Dan ketiga perempuan tersebut memang sobat kentalnya Bu Sar. - Nama samaran (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *