Jika pagi hari diwajibkan Pak Mangku membantu mengerjakan sawah serta ladangnya.
Baca Juga: Pengalaman misteri Kang Adi saat mancing memilih spot menantang di tebing timur Pantai Parangtritis
Hingga pada hari yang ditentukan setelah Sukemi mengucapkan janji dan tekad untuk melaksanakan pendadaran sebagai dalang,
ia wajib menggelar wayangan semalam suntuk di dalam goa.
“Sampeyan disini sendiri, dan harus membawakan satu lakon penuh,” tukas Pak Mangku.
Dengan mengendalikan rasa khawatir dan kegundahananya, Sukemi menyanggupi karena tekadnya sudah bulat.
“Nggak usah khawatir aku tanggung jawab semuanya.”
Malam itu goa gelap gulita, hanya obor yang dibawa Pak Mangku sebagai satu-satu alat penerangan.
Baca Juga: Pengalaman misteri Surya sebagai kolektor barang antik diajak Marco mengambil pusaka di Ponorogo
Setelah Sukemi duduk di atas sebuah batu di dalam goa, ia bersila tangan bersidakep, mata terpejam rapat.
“Baru nanti kalau sudah mendengar gamelan patalon, tanda dimulai pagelaran, kamu mulai buka mata dan mulai mendalang,” pinta Pak Mangku.
Ketika terdengar suara gamelan ditabuh, sukemi membuka mata, dihadapanya sudah tergelar kelir serta tergantung lampu blencong.
Sukemi mulai mendalang semalam suntuk, dengan lancar serta sukses.
Ia selalu ingat Pak Mangku, tak boleh menoleh ke belakang dan fokus pada cerita yang disajikan.
Pagi hari selesai mendalang, Pak Mangku sudah di belakangnya.