“Saya Supakat nak, saya yang tinggal di jalan Rekso nomer 12. Saya sudah tiga bulan menunggu guci saya ini.”
Baca Juga: Kisah misteri makam Kyai Pare Anom di Gunung Pare, dulu suka didatangi orang minta nomor judi
Segera saja guci diserahkan kepada bapak tua itu.
“Terima kasih ya nak sudah repot-repot mengirim sampai malam begini, ini ada sangu untukmu.”
Johan terbengong menerima uang yang diberikan bapak tua itu.
Johan memperhatikan bapak tua itu berjalan memasuki gang kecil yang berada di antara bengkel dan sekolah tua.
Tiba-tiba, bluk! Tengkuknya seperti dipukul keras dan Johan pingsan.
Tak beberapa lama mata Johan perlahan terbuka dan dia dikerumni banyak orang di depan sebuah gang menuju makam tua. (Seperti dikisahkan Rhestra di Koran Merapi) *