Tanpa rasa curiga, Jaka menuruti perintah. Dengan ditemani HP yang bisa menampilkan acara TV, Jaka menunggu.
Namun hingga acara televisi yang ditontonnya usai, Jeki belum juga kembali. Dia menjadi cemas dan curiga.
Jaka kemudian memutuskan menyusul Jeki. Ia terus berjalan, tapi ketika melihat sekeliling area yang dia lewati, gandrik... ternyata dirinya sudah berada di tengah lahan pekuburan luas.
Merasa ketakutan, Jaka berlari tunggang langgang ke arah pemukiman warga.
Dengan terengah-engah dia menggedor beberapa rumah warga untuk minta pertolongan.
"Tolong pak, kakak saya hilang. Tadi ada yang memanggil dari arah kuburan!" ujar Jaka.
Namun karena malam, warga tidak berani mencari saat itu juga. Usai Subuh barulah pencarian dilakukan bersama.
Namun sayangnya, Jeki tidak ditemukan. Hingga pukul 9:00 pagi, ada satu warga yang berteriak "Nang kene pak! Ketemu!" (Di sini Pak, sudah ketemu)
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 37: Anak kecil bergaun putih berwajah hancur itu, terus menertawai Riski
Jeki ditemukan tak sadarkan diri tergeletak di atas sebuah makam bersama gerobak sate dan barang dagangannya berserakan dimana-mana.
Setelah sadar Jeki memeriksa kantong dan menemukan banyak sekali daun nangka kering, yang menurut penuturannya adalah uang yang diberikan oleh pembelinya tadi malam. - Semua nama samaran - (Seperti dikisahkan Rhestra di Koran Merapi) *