Tapi mengapa si nyonya pemilik sumur tua itu bersikeras untuk melenyapkannya, meski kegunaannya sangat besar dan bermanfaat bagi masyarskat di sekitarnya?
Rahasia itu pun terbongkar saat dua orang peronda yang jatah malam Jumat Kliwon tengah berkeliling mengambil jimpitan dan berpatroli.
Seperti biasa mereka mampir untuk berbasuh di sumur tua itu.
Kedua peronda itu dibuat kaget bukan kepalang, karena di sudut sumur tua itu ada penampakan seorang wanita yang sedang mandi dengan cara langsung digrujuk.
Kedua peronda tersebut pun lari pontang-panting menuju gardu tempat para peronda bertemu.
Sambil terengah-engah mereka menceritakan kejadian yang ada di sumur tua tersebut.
Ternyata selama ini si pemilik sumur tua sudah mengetahuinya dan ia merasa terganggu karena setiap malam Jumat Kliwon selalu melihat ada wanita cantik sedang mandi di sumur tua miliknya.
Lalu setelah berembug, pemilik sumur pun mengadakan pengajian sambil memohonkan agar ditenangkan hatinya, tidak dibayangi wanita cantik yang mandi di sumur tua.
Setelah itu, penampakan wanita cantik penunggu sumur tua tadi tak pernah terhiraukan warag.
Sumur tua itu tetap ada disana dan masyarakat juga sudah tahu ada penunggunya seorang wanita cantik. (Seperti dikisahkan Wijaya Heru Santosa di Koran Merapi) *