Mas Bar pun senang bukan main, karena mendapat burung kutut yang suaranya 'kung'.
"Mas jaringmu berhasil menjerat kutut lho!" kata seseorang.
Mas Bar langsung mendekati perangkap yang dipasangnya.
Tapi gandrik....Mas Bar kaget dan mukanya pucat pasi.
Ternyata isi jebakan bukan burung, melainkan seekor ular yang ngleker di dalam jebakan.
"Hadeeew!" kata Mas Bar sambil lari tunggang langgang.
Dari kejadian ini, Lik Man mengingat sudah ada 5 orang yang terjebak oleh pesona kutut manggung.
Terutama bagi mereka yang baru masuk kawasan ini, pasti akan disambut dengan alunan merdu.
Selang 3 hari Mas Bar badannya panas dan meriang tak turun-turun.
Beberapa kejadian itu menjadi pertanda bahwa itu tidak cocok dengan yang menangkap.
Karena menurut penuturan Mbah Dirjo, burung itu penjelmaan sebuah pusaka yang menurutnya menjadi patok desa.
Dengan hal ini Lik Man tahu, kenapa bagi yang mencoba menjaring dan menangkap akan dikerjai dengan hal-hal yang aneh-aneh.
Termasuk Mas Bar. (Seperti dikisahkan WA Sutanto di Koran Merapi)*