Dia peragakan akting orang sedang marah, gembira, dan sedih.
Tidak sungkan-sungkan perempuan itu kemudian melucuti pakaian yang dikenakan.
Hanya tinggal bra dan CD yang masih melekat di tubuhnya yang putih mulus.
Ternyata dia memeragakan wanita sedang bercumbu dengan pria lawan mainnya.
“Masih kurang apa aku?!” ujarnya.
Sepertinya sosok perempuan itu belum puas memamerkan kepiawaiannya.
Ketika busananya sudah dikenakan kembali, orang itu lalu berjalan ke pojok kamar.
Dalam sekejap tubuhnya sudah berada di bawah langit- langit.
Berdiri tanpa menginjak suatu apa pun. Bersamaan dengan itu terdengar lengkingan suara ketawanya dalam nada tinggi: “Hi...hiii. hiiii......”.
Dan dengan entengnya tubuh berbusana putih itu melayang dari satu sudut kamar ke sudut lainnya. Masih dengan lengkingan suara ketawanya.
Astuti sadar jika dia berhadapan dengan lelembut.
Meski dipenuhi rasa takut dan merinding, Astuti mengambil sikap berdoa dan mengucapkan doa menurut kepercayaan yang dianutnya.
Dalam sekejap perempuan cantik pintar berakting itu hilang dari pandangannya. (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *