Tidak lama kemudian, warga yang lain berdatangan.
Keadaan bus saat itu kosong, hanya ada sopir dan satu kondektur,
sedangkan di dalam mobil ada sepasang suami istri dan satu anak kecil yang duduk di bangku belakang.
Hanya sopir bus yang masih sadar dan bisa diselamatkan.
Saat bisa keluar dari bangkai bus, warga menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
“Saya tadi kaget, karena melihat perempuan berbaju merah di depan saya, makanya saya banting setir ke kanan.” kata sopir bus.
Warga tidak heran lagi dengan penuturan sopir bus tersebut, karena sudah sering terjadi kecelakaan dengan sebab yang sama.
Si Jubah Merah, itulah panggilan akrab dari warga desa Kemuning untuk sesosok hantu perempuan yang menggunakan jubah.
Baca Juga: Kejadian horor setelah Sarbugi tewas ketabrak truk bersama ayam jago kesayangannya di jalan Citarum
Sebenarnya jubah yang digunakan berwarna putih, tetapi karena penuh dengan darah, jubah tersebut seakan-akan berwarna merah.
Si Jubah Merah memang kerap meminta tumbal jika keinginannya tidak dipenuhi.
Seharusnya, ada salah satu warga yang menaruh kembang tujuh rupa dan membakar kemenyan di pojok gapura desa setiap malam Jumat Kliwon.
Hal tersebut dilakukan secara bergilir dari rumah ke rumah. Malam itu seharusnya Ayah yang bertugas menaruh sesajen,
tetapi karena Ayah masih di luar kota, jadi tidak ada yang menaruhnya.
