Pemberontakan Demi Pemberontakan Melemahkan Kerajaan

photo author
- Selasa, 22 Juni 2021 | 06:50 WIB
02AryaBanjar-7
02AryaBanjar-7

Pada 1784 Raden Mumbul naik tahta dan menjadi ABG V. Kondisi kerajaan makin memprihatinkan ditambah meletusnya Gunung Rinjani pada 1817. Kondisi ini semakin menyulitkan rakyat kerajaan Aya Banjar Getas.

Sepeninggal Raden Mumbul, roda pemerintahan kerajaan Arya Banjar Getas dikendalikan Raden Wiratmaja (ABG VI) 1818 -1836. Pada 1826, kerajaan Purwa (Sakra) menyerang kerajaan Singosari. ABG VI memberikan bantuan penuh kepada kerajaan Purwa.

Begitu pun ketika Mataram menyerang Singasari pada 1838. Praya memberikan bantuan hingga Mataram memperoleh kemenganan atas Singosari.

Selanjutnya, Raden Wiracandra naik tahta pada 1839 hingga 1841 dengan gelar ABG VII. Pada masa ABG VII inilah terjadi congah (Perang) Praya I.

Adapun sebab-sebab terjadinya perang Praya menurut catatan di antaranya penguasa Bali mulai dari Singasari hingga Mataram mengingkari perjanjian timur dan barat Juring. Akibatnya, wilayah kekuasaan kerajaan Arya Banjar Getas semakin berkurang. Di samping adanya fitnah yang menyebutkan Praya (Raden Wiracandra) akan melakukan serangan ke Mataram.

Setelah terjadi beberapa kali peperangan antara Praya dengan Mataram yang dibantu para sekutunya, pada pertempuran besar di tahun 1841 Raden Wiracandra (ABG VII) berhasil dibunuh. Kematian Raden Wirancandra memadamkan congah Praya. Berakhirnya perang Praya menandai akhir kerajaan Arya Banjar Getas. Walau Praya masih dipimpin oleh keturunan ABG namun sudah menjadi bawahan kerajaan Mataram. - Sumber Antara. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X