KISAH ARYA BANJAR GETAS (7-HABIS)
Sebelum wafatnya pada 1742, ABG I menitipkan pesan kepada penerusnya Raden Ronton (ABG II) agar membangun kerajaannya berdasarkan syariat Islam. Demi lebih tertatanya kerajaan, ABG I pun meminta Raden Ronton memindahlah pusat kerajaan ke tempat yang lebih strategis.
RADEN Ronton (ABG II) yang menggantikan ayahnya pada 1740, memenuhi wasiat ayahnya dengan memindahkan pusat kerajaan ke hutan Berora (Praya). Setelah dua tahun, pada 1742 istana yang dibangun Raden Ronton di hutan Berora selesai. Pada tahun yang sama, ABG II memindahkan pusat kerajaannya ke Praya.
Walau pusat kerajaan sudah pindah ke Praya, kerajaan Banjar Getas tidak sepi dari pemberontakan. Hingga akhir masa pemerintahan ABG II yakni pada 1764, kerajaan selalui diwarnai pemberontakan.
Pada 1764, ABG II digantikan RadenLombok (ABG III). Di masa pemerintah ABG III, keamanan wilayah kerajaan Arya Banjar Getas tidak lepas dari peperangan hingga mengganggu kedaulatan kerajaan. Beberapa wilayah di timur Juring mulai lepas dan menjadi wilayah kerajaan Singasari.
Deneq Bangli naik tahta sebagai ABG IV menggantikan ABG III. Lagi-lagi, kekuasaan ABG IV tidak lepas dari gangguan keamanan dan kaburnya batas-batas wilayah sesuai perjanjian Timur dan Barat Juring.
Bahkan pada masa ABG IV ini timbul pemberontakan Demung Selaparang. Walau pemberontakan Demung Selaparang berhasil dipadamkan, namun wilayah kerajaan ABG semakin banyak yang berpindah ke kekuasaan Singasari.