“Gila… mereka harus diberi hukuman yang setimpal” geram Nyai Calon Arang. Suara giginya yang gemeretak membuat muridnya maklum, bahwa gurunya marah.
“Hai, Supala, Gurina, Dakyeng, dan Pitrah… hayo gempur dan usir prajurit gila yang merusak wilayahku ini!” perintahnya pada muridnya yang berjumlah empat orang.
“Iya Nyai… akan kuhajar prajurit-prajurit yang tak tahu diri itu… biar mereka tahu sedikit adat timur,” ujar Pitrah, murid tertua Nyai Calon Arang.
“Haha, nah,… kaulah murid yang tahu membalas budi. Nah… hayo tunjukkan kalau engkau semua murid dari Girah… yang tak takut mati,” kata Calon Arang. (Tri Wahyono)