"Prasaja, kesederhanaan. Artinya keris dapur Kebo Lajer dahulu dimiliki oleh orang kebanyakan. Tuahnya tuah keselamatan, kemakmuran, kemudahan mencari rejeki, ketentraman hidup, kerukunan, dan lain-lain bukan tuah kasekten sebagaimana keris sangkelet, nagasasra sabuk inten dan lain-lainnya”, Mbah Kasan Rejo menjelaskan.
"Jadi secara gaib tidak menimbulkan pengaruh apa-apa bagi warga sekitar sini?"
"Oooo…. tidak! sama sekali tidak. Ya itu tadi, saya katakan keris dapur Kebo Lajer itu pralambangnya kesederhanaan. Barangkali, Ki Gede Redi Mijil yang Pak Kadus ceritakan sebagai cikal bakal kampung ini juga orang awam saja, artinya bukan berasal dari trah keprabon. Meskipun bisa juga beliau itu orang berilmu atau mungkin seorang prajurit dengan pangkat tertentu misalnya Ki Gede, Ki Ageng, Panji, Mantri, Penewu, bekel, abdi atau yang lain di lingkungan kraton. (Akhiyadi)
