Ki GEDE REDI MIJIL (2) - Sinar Kuning di Atas Pohon Duwet

photo author
- Sabtu, 14 September 2019 | 09:07 WIB

-

BEBERAPA puluh tahun yang lalu warga sekitar pernah dibikin penasaran dengan munculnya Bola sinar berwarna kuning di pojok kidul kulon kuburan. Setiap malam sinar berbentuk bulat sebesar bola ping pong itu muncul di bawah kerindangan sebatang pohon duwet, lalu bergerak melenting-lenting. Sebentar kemudian melayang dengan gerakan pelan mendatar, kemudian dia bergerak melingkar-lingkar kira-kira setengah meter di atas permukaan tanah lalu menghilang.

Beberapa jam kemudian muncul lagi, begitu dan seterusnya. Semalam suntuk bisa tiga atau empat kali kemunculan. Pernah ada yang mencoba memberanikan diri mendekatinya. Waktu itu kemunculan bola sinar kuning itu pas adzan Isya’. Baru beberapa puluh langkah orang tadi mendekati dia terjatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi, jatuh lagi bangun lagi, begitu sampai tujuh kali akhirnya orang itu membatalkan niatnya karena merasa merinding hebat badannya.

Seorang Kyai yang tak mau disebut namanya asal Ngijon , Sendangrejo, Minggir, Sleman pernah dimintai tolong oleh Pak Kadus setempat karena beliau khawatir jangan-jangan kemunculan bola sinar itu pertanda akan datangnya pagebluk seperti jaman kakek neneknya dulu? Pak Kyai pun datang pada suatu malam menyaksikan kemunculan bola sinar kuning. Setelah berdoa dan mohon petunjuk Allah SWT, Kyai itu memberikan penjelasan kepada Pak Kadus dan warga yang kebetulan hadir di situ,

"Menurutku bola sinar kuning itu bukan pertanda akan adanya pagebluk. Melainkan sebuah kekuatan supra natural yang bercokol pada sebuah pusaka. Pusaka itu ada di sekitar pohon duwet sebaiknya pusaka tadi ditayuh saja," kata Mbah Kyai.
Beliau menyarankan kalau Pak Kadus setuju akan dia panggilkan rekannya dari Tirtoadi, Mlati, Sleman yang ahli dalam menayuh pusaka kuna. Pak Kadus setuju, ini demi ketentraman warganya yang sudah berhari-hari diresahkan oleh kemunculan bola sinar gaib tersebut. Beliau juga paham bahwa pusaka peninggalan orang berilmu jaman dulu bisa menjadi barang gaib. Orang sekarang bisa mendapatkan barang gaib itu dengan cara nayuh dimana ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi.

Sesuai dengan janjinya maka pada malam Selasa Kliwon orang pintar dari Tirtoadi, Mlati, Sleman itu datang. Namanya Mbah Kasan Rejo, ketika jagongan dengan Pak Kadus beliau menceritakan kalau dirinya pernah berguru di beberapa padepokan di Jawa Tengah maupun Jawa Timur dan pernah nyantri di beberapa Pondok Pesantren di Jawa Tengah diantaranya ke Pesantren Watu Congol Muntilan diasuh oleh Mbah Mad sesepuh pesantren tadi.

Pak Kadus segera mempersiapkan uba rampe sebagai syarat menayuh pusaka sakti berupa kembang setaman, kembang macan kerah, telur ayam, sirih ayu, welat bambu wulung, pisang raja, kulit kayu manis, rokok klembak menyan, menyan madu, dan kendi berisi air. Semua persyaratan itu sesudah diperiksa lengkap lalu dibawa ke Gunung Mijil di bawah sebatang pohon duwet. Mbah Kasan Rejo duduk bersila menghadap ke arah tempat yang diperkirakan ada pusakanya. Kemudian dipegangnya pusaka pribadinya berupa keris, dilolos dari wrangkanya, dan dipijit-pijit dengan jemari tangan kanan sambil terus berdoa. Setelah itu kedua pembantu Mbah Hasan Rejo membentangkan kain mori putih. Dengan menyulut dupa Cina beliau menerawang lewat bentangan kain mori tersebut. Dari sini terlihat letak persisnya pusaka gaib yang akan ditayuh. Ternyata pusaka gaib itu setelah diambil berupa sebuah keris dapur Kebo lajer yang bentuknya lurus tanpa luk. Keris lalu dibungkus dengan mori tadi dan dibawanya ke rumah pak Kadus.

"Pak Kadus, keris ini dapur Kebo lajer, pamornya beras wutah," kata Mbah Kasan Rejo. "Maknanya apa?"

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X