“Ya”.
Esuk paginya seluruh warga dusun Sipandan diajak merti desa yaitu gotong royong bersih-bersih lingkungan, ada yang membuat lubang-lubang tanah untuk memendam sampah-sampah yang berserakan, rumput-rumput kering dan daun-daun kering dibakar, parit-parit yang mampet karena sampah dibersihkan, dan gerumbul-gerumbul perdu dibabati.
“Nak Mas Panji, di sebelah selatan desa ini terbentang hutan pandan yang sangat luas. Nah, kalau kita mau babad alas pandan cukuplah untuk tempat pemukiman warga-warga baru yang mau menjadi penduduk di sini”, usul Ki Ageng Gribig.
“Setuju”, jawab Panji Sumenang. Karena diantara para pengikutnya ada beberapa orang yang menginginkan tinggal di tempat itu saja tidak perlu melanjutkan perjalanan pulang sampai ke Majapahit. Sesudah lingkungan tempat tinggal Ki Ageng Gribig bersih warga kampungpun nampak mulai sehat, berangsur-angsur penyakit berkurang, warga juga bisa kembali bekerja seperti sedia kala. (Akhiyadi)