"Aku sudah berteman dengan suaranya" ucapku kala itu.
Pernah sekali, aku menceritakan apa yang kudengar kepada ayah dan ibu.
Namun, mereka malah menganggap ceritaku hanya isapan jempol.
Semenjak saat itu, tak pernah kuceritakan tentang suara itu.
Kecuali kepada karibku, Yeni.
Pertemuanku dengan Yeni merupakan jalan untuk melihat apa yang telah tengah terjadi di kebun bambu belakang rumah.
Yeni adalah teman dekatku saat di bangku kuliah.
Darinya, aku mulai tahu sumber suara - suara dari kebun bambu belakang rumah.
Dia merupakan salah satu temanku yang sering berkunjung kerumah.
Dia memang memiliki kemampuan mampu melihat mahluk - mahluk tak kasat mata.
Pertama kali dia datang kerumah. Dia langsung berjalan kebelakang rumah, dan melihat kebun bambu.
"Ada banyak disini," ucapnya sambil bergidik ngeri saat itu.
Waktu itu Yeni pernah bermalam di rumahku untuk mengerjakan tugas kuliah. Lewat tengah malam tugas kami belum selesai.