Tapi, anehnya, Riski seolah tahu jalur mana yang harus diambil.
Ia merasa pernah berada di percabangan jalan itu, dan tahu harus mengambil jalur yang mana.
Dalam kepalanya, berputar ingatan dejavu yang membuat Riski terus melihat jalur sebelah kiri.
Hanya saja, Riski lebih memilih diam, daripada mengatakannya kepada kawan-kawannya.
Jelas, apapun argumennya, akan sangat mudah dibantah, Riski belum pernah melakukan pendakian di gunung manapun.
Lika kemudian menunjuk jalur yang kanan.
Mereka pun bergerak lagi, menempuh jalur sesuai petunjuk Lika, yang memang sudah berpengalaman di gunung ini.
Sementara alam semakin tidak bersahabat, semakin gelap, dan udara turun dengan begitu cepat sehingga Riski dan lainnya semakin merapatkan tangan.
Berharap kerapatan tangan itu akan menghangatkan tubuh mereka.
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 5: Awal pendakian itu, semua berjalan baik-baik saja, sampai...
Semua jadi waspada, terlebih Prio dan Puteri, yang ternyata sudah mulai merasakan gelagat tidak nyaman.
Seperti ada sesuatu, tapi entah apa.
Puteri bahkan bicara terang-terangan meminta berhenti untuk istirahat sejenak.
Koco yang protes karena mereka sudah menghabiskan waktu yang cukup lama sepanjang perjalanan di wilayah pos 1.
