Bukan bumbu kacang, melainkan bumbu yang terbuat dari tempe.
Banyak sekali pembeli yang datang di warung sate miliknya, sampai-sampai membuat jalanan menjadi macet.
Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Mbah Pokak memakai penglaris, karena warungnya selalu ramai pembeli.
Tapi menurut sebagian orang, mereka memilih membeli sate Mbah Pokak karena bumbu yang ia gunakan beda dari pedagang sate lainnya.
Dan itu yang membuat daya tarik tersendiri.
Warung sate lontong Mbah Pokak sudah terkenal sampai ke luar kota.
Bahkan para wisatawan kerap membawa sate lontong Mbah Pokak untuk oleh-oleh.
Warung Mbah Pokak biasanya tutup jam 7 malam dan Mbah Pokak pulang dari warung sekitar jam 8 malam.
Baca Juga: Pengalaman misteri Yono si anak TK yang suka bicara sendiri di depan pintu makam, ternyata ........
Tapi saat itu keadaan warung masih ramai, sehingga Mbah Pokak memutuskan untuk pulang sampai jam 10 malam.
Malam itu ada pemadaman listrik bergilir sehingga lampu penerangan di sekitar rel kereta padam.
Pakdhe Slamet, tukang becak langganan Mbah Pokak juga tidak datang untuk menjemputnya.
Sehingga Mbah Pokak terpaksa pulang sendiri dengan berjalan kaki.
Saat akan menyeberang rel kereta api, Mbah Pokak sempat melihat kanan kiri terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada kereta yang lewat.