“Jadi...malam ini lelembut tersebut sedang punya gawe menikahkan anaknya yang kedua?”, tanya Pak Drono dalam hati.
Boleh jadi. Di pojok pekarangan yang cukup luas milik Pak Drono memang ada sebuah pohon Kemuning.
Pohonnya tidak begitu besar. Namun usianya sudah ratusan tahun, kata Mbah Wiro, Bapaknya Pak Drono.
Bukan rahasia lagi, jika di pohon tersebut ada beberapa lelembut yang menghuni.
Ketika Mbah Wiro masih hidup, beliau sering berpesan kepada Pak Drono dan adik-adiknya yang berjumlah enam orang.
“Jangan kau tebang pohon Kemuning di pojok sana itu ya, Le. Biarkan mereka bertempat tinggal di situ. Lha wong mereka juga tidak mengganggu kita kok”, begitu pesan wanti- wanti Bapaknya Pak Drono kala itu.
Kejadian lelembut punya gawe mantu tersebut sudah berlangsung limapuluh tahun lalu.
Namun tidak bisa dilupakan oleh Pak Drono.
Baca Juga: Pengalaman misteri Nur yang harus menjalani ritual mandi di belik keramat menjelang hari pengantin
Kini di pekarangan luas tersebut sudah berdiri beberapa bangunan rumah.
Namun pohon Kemuning di pojok pekarangan masih tetap dibiarkan tumbuh. - Nama samaran - (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *