Ada suara seperti kertas disebar di lantai.
Bergegas Kang Sarudi menuju pintu depan.
Baca Juga: Pengalaman horor ketemu jenglot saat berhenti di hutan Situbondo dalam perjalanan dari Jogja ke Bali
Begitu pintu dibuka, di teras tidak didapati seorang pun.
Namun ketika matanya mengamati lantai teras, Kang Sarudi terhenyak.
Teras depan rumahnya yang berukuran tiga meter kali enam meter, penuh dengan hamparan uang kertas.
Dari pecahan dua ribuan, lima ribuan, sampai sepuluh ribuan rupiah.
“Lho, siapa ini yang menyebar uang segini banyak?”, tanyanya dalam hati.
Tak urung runtuh juga iman Kang Sarudi. Diam-diam uang kertas yang tersebar di lantai teras itu dia punguti.
Baca Juga: Pengalaman horor Tia dan Fia, niat berlibur melepas stres, eee....malah diganggu penunggu penginapan
Belum sempat dihitung berapa jumlahnya, buru- buru uang tersebut dia bawa masuk ke kamarnya.
Keesokan harinya warga kembali akan menggelar demo. “Kang, jangan lupa lho. Nanti jam sepuluh sampeyan mimpin demo lagi”, Yu Gino, seorang warga yang uangnya cukup banyak dicuri tuyul mengingatkan.
Jawaban Kang Sarudi ternyata sangat mengecewakan. “Maaf, Yu. Pagi ini aku mau ngantar Emaknya bocah-bocah ke pasar Gede."
"Aku tidak ikut demo. Tolong dipamitkan teman- teman ya.”, ujar Kang Sarudi tanpa merasa punya beban.
Tidak hanya itu, kepada Pakde Kumpeno, sesepuh warga, Kang Sarudi juga pamit mundur sebagai koordinator demo.