Anwar pun menjelaskan kepada mereka tentang kepercayaan masyarakat sekitar akan adanya penunggu Telaga Ranjeng.
Tentu saja hanya Bowo yang mempercayai ucapan Anwar, lain halya dengan Jodi dan Rendy.
Maklum saja mereka berdua besar di kota metropolitan, tentu menganggapnya takhayul.
“Mana mungkin ikan dapat membawa malapetaka.”
“Ia betul, kalau Kau melarang kami menangkapnya agar tidak punah kami baru percaya.”
Anwar pun menegaskan kepada meraka untuk tidak mengambil ikan sekalipun mereka tidak mempercayai mitos tersebut.
Bowo pun bergegas mengajak rekannya untuk meninggalkan Telaga Ranjeng.
Hari sudah mulai gelap dan kabut akan segera turun. Mereka pun akhirnya meninggalkan telaga.
Ribuan ikan yang berada di Telaga Ranjeng bukanlah ikan sungguhan.
Pengunjung hanya dapat mengajak mereka bermain tetapi tidak bisa menangkapnya.
Jangankan mengambil ikan mengambil air Telaga Ranjeng saja mereka tidak berani.
Mereka khawatir tertimpa musibah seperti yang sudah-sudah. Jika tidak menderita sakit berkepanjangan maka akan ditimpa kemalangan yang tak berkesudahan.
Ribuan ikan yang ada di sana tentu fenomena alam yang langka.