Suara kursi yang diketuk-ketuk dengan jari-jari.
Kukecilkan volume televisi, suaranya kian nyaring mengetuk-ngetuk kursi. "Ah.. mungkin ceca" ucapku.
Volume televisi kutinggikan. Suara aneh itu kembali lagi, bukan ketukan namun suara kursi yang diseret.
"Ayah..." teriakku. Barangkali ayah sudah pulang Yasinan, masuk lewat pintu belakang.
Tak ada sahutan. Suara itu kian nyaring, membuat penasaran.
Kamar itu memang kosong. Tapi, ibu selalu membuka pintunya.
Gelap, suara itupun lenyap. Aku hendak kembali melihat televisi, suara itu kembali lagi.
Masuk dalam kamar dan menyalakan lampu.
Baca Juga: Misteri penampakan wanita cantik yang selalu mandi di sumur tua setiap malam Jumat Kliwon
Tampak ada sosok, matanya besar berwarna merah bagaikan api, berbulu hitam legam panjang hingga menjuntai ke lantai.
Sosok itu jongkok di balik kursi plastik. Mata merahnya menatapku, sorot mata yang mengerikan membuat merinding.
Kuku-kuku tajamnya mencengkeram pinggiran kursi.
Tubuhnya besar dan tinggi, bagaikan raksasa, berdiri lalu berjalan kearahku.
Memejamkan mata sambil merapalkan doa apa saja dalam hati.
Mendadak bulu kuduk meremang, tubuh bergetar, jari-jari saling meremas.