Aku senantiasa memanggil teman-temanku untuk kumpul di rumah. Bermain game, bermain gitar sampai karokean sekencangnya.
Kakakku yang dulu sering bertandang ke rumah Mama, kini tidak lagi.
Lebih senang berada di rumahnya ketimbang berada di rumah Mama.
Praktis membuat aku leluasa berada du rumah dengan teman-teman.
Suatu hari aku bersama temanku ngumpul di rumah.
Tak kuindahkan Kakak yang kebetulan datang menyuruhku untuk salat waktu itu.
Aku asyik bermain kartu sambil cekikikan tak tahu waktu.
Azan Magrib berkumandang, lampu kunyalakan tanpa berniat sedikit pun untuk melaksanakan salat.
Baca Juga: Misteri Kali Winongo yang dianggap angker, Nasir meninggal setelah makan ikan
Begitu terus sampai malam. Entah jam berapa waktu itu, tiba-tiba lampu mati.
“wah... gelap.”
“Semua lampu mati.”
“Ada lilin ngak?”
“Ngak ada.”
“Pake Hp.”
“Oh, bentar ada di kamar.” Aku merayap memasuki kamar.
Dan sst.... ada cahaya secepat kilat kulihat, bayangan antara nyata dan tidak menyerupai tubuh manusia, terdengar suara wanita.
Suara yang begitu aku kenal. Suara Mama “Salatlah, Nak. Jadikan rumah ini seperti dahulu.” (Seperti dikisahkan Nina Rahayu Nadea di Koran Merapi) *