Hanya ada beberapa butir kentang rebus dan air.
“Bekal kami dari bawah memang kentang rebus,” ujarnya.
Bekal Gagah ternyata sudah habis, maklum sejak perjalanan naik, kondisinya kurang fit sehingga membutuhkan banyak asupan.
Baca Juga: Misteri Masjid Bangsa Jin 1: Tak Bisa Dilihat dengan Kasat Mata, Kadang Sunyi tapi Kadang Ramai
Iqbal, sahabat yang solider, memberikan setengah kentang rebusnya untuk Gagah, sehingga bekalnya tinggal separuh.
Sementara bekal Alex, sebagian pun sudah dimakan sepanjang pendakian.
Namun, akhirnya karena kondisi Gagah yang tidak baik-baik saja, Alex memutuskan seluruh bekalnya diberikan kepadanya.
Tanpa kentang rebus, tidak masalah bagi Alex, karena ia pernah belajar ilmu survival.
Alex bertekad akan beradaptasi dengan alam dan memakan apapun yang ditemukan yang dapat dimakan.
Iqbal pun demikian, ia yang aktif di kegiatan pramuka di kampus, juga tidak asing dengan ilmu survival.
Baca Juga: Cerita Horor Para Pengemis Penghuni Barak yang Dijadikan Tumbal Pesugihan
Hanya Gagah yang memang tidak bisa, tubuhnya seakan menolak benda asing apapun yang masuk.
Termasuk tumbuhan yang ditemukan di alam, yang dapat langsung dimakan.
“Setiap kali diajari survival, tubuhnya menolak, Gagah pasti muntah,” ujar Alex.
Maka, sebagian bekal Iqbal dan seluruh bekal Alex diberikan kepada Gagah, demi dia bisa bertahan hidup, menghadapi kerasnya alam, di ketinggian lebih dari 3.000 mdpl.