Waktu masih menunjukkan pukul sepuluh pagi.
Baca Juga: Ternyata Begini Hukum Islam Bagi Wanita yang Menjadi Pedagang
Di sepanjang koridor rumah sakit beberapa tenaga kebersihan tampak sibuk dengan rutinitasnya.
Ila sudah mengantongi kunci. Terdengar suara derit perlahan saat Ila mendorong pintu kaca.
Huft! Langsung saja debu tebal memenuhi indra penciuman dan menyebabkan rasa sesak saat menarik napas.
Ruangan itu terdiri dari beberapa kamar.
Ila mengambil kunci lagi dan membuka salah satu kamar, sementara Uni menaikkan dorongan oksigen ke atas sebuah troli kosong dan meletakkannya di pojok dekat sebuah tempat tidur pasien.
Di atas tempat tidur itu terdapat banyak barang-barang titipan ruangan.
Lantas Uni menyusul Ila.
Baca Juga: Berbagai Upaya Membangun Keluarga Samara, Salah Satunya Berdasarkan Batas-batas Ketentuan Allah SWT
Ketika mereka sibuk memindahkan barang-barang dari dalam kotak ke dalam kamar, tiba-tiba terdengar keributan dari arah belakang, tepatnya di tempat dorongan oksigen dan troli kosong berada.
Sontak keduanya menoleh ke belakang.
Masih sangat jelas terlihat gerakan dorongan oksigen seperti dinaikturunkan berbenturan dengan troli sehingga menimbulkan suara gaduh.
Ila dan Uni berpandangan.
Isu tentang kamar belakang itu sepertinya benar. Hari ini keduanya telah disambut hangat oleh sang penghuni. – Nama samaran - (Seperti dikisahkan Karunia Sylviany Sambas di Koran Merapi) *