Baca Juga: Cerita Lucu Jika Laku Demit pun Akan Dijual dan Semut Doyan Makan Minuman Sekoteng
“Aku bisa mbantu. Kowe wani pira?” ujar Mbah Kamari mantab.
“Saya manut, Mbah. Asal jago saya menang”, jawab Tupon.
Hari dan jam yang ditentukan tiba. Pertarungan hidup- mati antara si Kenthus melawan si Jagur dimulai.
Ronde pertama imbang. Sama-sama kuat. Namun pada ronde ke empat si Jagur mulai sempoyongan. Sering berlari menjauhi lawannya.
Dan… jebres! Pada detik terakhir ronde keempat, si Kenthus berhasil ngabruk si Jagur. Berakibat lehernya seperti tersayat senjata tajam, dari atas ke bawah.
Berbarengan dengan itu darah mengucur. Si Jagur nglumpruk, terduduk tidak berdaya. Orang awam tidak ada yang tahu.
Secara tidak kasat mata, si Kenthus, ayam jago milik Tupon, oleh Mbah Kamari pada tajinya dipasang sebuah pisau kecil yang teramat tajam.
Tupon menang…, meski dengan jalan curang! Sekian lama, jalan yang ditempuh Tupon tidak ada yang mengetahui. (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *