Setelah sekian lama tidur, Pak Rojak terbangun. Tapi betapa kagetnya karena mobil yang ditumpanginya berada di sebuah SPBU. Mengherankannya lagi, Pak Dibyo tidak ada di belakang kemudi.
Setelah menunggu sekian lama, Pak Rojak pun was-was. “Jangan-jangan, Pak Dibyo….” Berkecamuk bakyak pikiran di dalam diri Pak Rojak.
Sopir itu lalu dicarinya di toilet SPBU. Pak Rojak kaget melihar Pak Dibyo dalam keadaan pingsan dan terkapar di depan pintu toilet.
Pak Rojak lalu meminta bantuan security pompa bensin untuk mengantkat Pak Dibyo ke mushala.
Ketika sadar, Pak Dibyo lalu menceritakan pengalamannya. Ketika akan meninggalkan toilet dia dihadang oleh penampakan peri bermata satu.
Baca Juga: Lelembut Wujud Gadis Cilik Gentayangan di Sore Hari, Ini Akibatnya
Peri itu meringis dan berusaha mencekiknya. Tak ayal Pak Dibyo pingsan.
“Kira-kira apa yang salah dari kamu, Pak?” tanya Pak Rojak. Pak Dibyo lalu mengaku terus terang bahwa dia lupa membayar sumbangan kebersihan.
Tapi yang terutama, dia lupa memasukkan uang ke kotak infak yang tersedia. “Padahal biasanya, saya mesti melakukan hal itu,” katanya. - Nama samaran - (Seperti dikisahkan Rhamditya Khadifa di Koran Merapi) *