harianmerapi.com - Pekerjaan sebagai sopir truk tentu penuh dengan risiko, namun juga banyak pengalaman mistis yang terjadi.
Sore itu Sarpo, seorang sopir truk bersama Supri keneknya melajukan kendaraannya hendak menuju Ponorogo membawa muatan kayu bakar.
Mereka memilih jalan melewati jalan alternatif, walau tak terbiasa melewati jalan yang tergolong halus dan sepi jika malam hari.
Medannya syarat dengan jalan menikung serta menanjak beberapa, di samping memang belum terpasang lampu penerangan jalan sehingga kondisi beberapa tempat gelap terutama di lintas yang berpereng-pereng.
Kondisi itu membuat sopir harus ekstra hati-hati. Separo perjalanan, ketika hari mulai malam dan sudah memasuki kawasan Jawa Timur,
tiba-tiba Sarpo mengerem truknya secara mendadak. Tak pelak derit ban mengenai aspal berdecit keras.
“Astaghfirullah!” guman Supri sambil mengusap-usap mukanya.
“Lihat, Pak! Hampir saja nabrak tebing!” teriak Supri ketika di depanya persis ternyata tebing. Nyaris saja mereka masuk jurang.
Pak Sarpo tidak menjawab, ia masih menaruh jidadnya di atas setirannya. Sambil dalam benaknya terus bersyukur serta meluhurkan asma Allah.
Sejenak kemudian Pak Sarpo mengangkat kepalanya, “Kita masih diselamatkan,” tukasnya pelan.
“Jika setir tadi kubanting kekanan, kita ….,” Pak Sarpo tak melanjutkan.
Supri kemudian mengangkat senternya, “Astaghfirullah…,” desahnya, “Jurang Pak!” Supri terdiam. “Habis aku ngantuk sekali, dan tertidur,” imbuhnya semacam mengakui kesalahanya.
“Ya, untung kita ada yang menyelamatkan,” kembali Pak Sarpo mengungkapkan.
“Siapa Pak?”