harianmerapi.com - Cerita horor penghuni pohon gayam dengklok marah membuat heboh karena Angga sakit kejang dan sulit disembuhkan.
Setelah sampai rumah orang pintar Pak Mandrasengara, ayahnya Angga segera menyampaikan niatnya yaitu minta tolong untuk menyembuhkan Angga yang sakit.
Pak Mandrasengara bertanya : “Putranya sakit apa Pak?”
Baca Juga: Horor Penghuni Gayam Dengklok Marah 1: Sepakat Menangkap Ikan dengan Cara Tawu
Jawab ayahnya Angga : “Kena patil lele telapak tangannya bengkak dan kejang-kejang Mas”.
“Sudah berapa hari Pak?”.
“Dua puluh hari”, jawab ayahnya Angga.
Pak Mandrasengara menyanggupi dan hari itu pula ia kerumah Angga. Setelah sampai kerumah Angga Pak Mandrasengara menanyakan asal mula sakitnya kepada Angga.
Kemudian Angga menjelaskan kejadian sewaktu ia tawu (menguras) lubuk gayam dengklok sampai tangannya dipatil lele.
Kemudian Pak Mandrasengara mengeluarkan wesi aji “gebyar” wesi aji itu menyala cahaya, wesi aji itu diarahkan ke tubuh Angga.
Dalam cahaya itu ada tulisan dengan bahasa Jawa kuno. Isinya antara lain “Saya adalah lele Truna penyebab sakitnya Angga kalau minta sembuh kembalikan anak buahku yang ditangkap setelah dua kepis satu ember penuh dengan ikan”.
Setelah melihat tulisan itu Pak Mandrasengara bilang : “Mas Angga harus mengembalikan lele yang ditangkap setelah dua kepis dan satu ember penuh ikan”.
Setelah diingat ingat Angga lalu menjawab : “Sanggup Pak”.
Untung lele itu belum digoreng masih disimpan di kolam di belakang rumah. Pada sore harinya Angga, ayahnya, Bajuri, Kirun dipandu oleh Mandrasengara mengembalikan lele lele tersebut kelubuk dibawah gayam dengklok.