Dengan berbantal gombal Lasa mulai tertidur pulas. Meskipun udara dingin tidak terasa karena memakai celana panjang, baju dan jaket yang telah lusuh. Dia bisa tertidur lelap karena payah.
Pukul 04.30 WIB ia merasa digoyang-goyangkan kakinya maka lalu bangun dan duduk. Astaga di depannya berdiri wanita tua, rambutnya putih terurai matanya tampak melotot.
Bajunya hitam keabuabuan, giginya tampak taring semua, bibirnya berdarah. Baju depannya terbelah sehingga tampak payudaranya menggelantung sampai perut.
Wanita itu bilang kepada Lasa : “Ini kamu saya beri selendang sutera rawatlah sebagai penglaris”.
Lasa menerima dan mengucapkan: “Terima kasih”.
Baca Juga: Kangen Nyasar di Jogja dan Bayi tak Mau Menetek Ibu Saat Persalinan di Rumah Sakit Ternyata Tertukar
Sesudah itu wanita tersebut mundur lalu turun di jurang tepi jalan kemudian lalu menghilang.
Selesai bercerita Ceko bertanya : “Seperti apa selendangnya dan siapa yang memberi?”
Lasa menjawab : “Yang memberi menurut saya Wewe Gombel”. Kemudian ia menunjukkan selendangnya dan dipegang oleh Ceko. (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *