harianmerapi.com - Salah satu hantu paling menakutkan adalah gundul pringis, dengan wujud hanya kepala saja tanpa badan. Cerita horor tentang gundul pringis ini dialami oleh Murti.
“Nduk, Ibu berangkat dulu. Nanti jangan lupa jemput Ibu jam satu, ya. Kamu ajak Suratni saja, jadi kamu jangan pergi sendirian,” pesan ibu sebelum berangkat bekerja.
“Nggih, Bu,” jawab Murti patuh.
Baca Juga: Pengalaman Mistis Driver Ojol Jogja Viral, Dapat Order Go Food dari Perempuan yang Sudah Meninggal
Ibu adalah seorang juru masak di sebuah yayasan di daerah Wates. Lumayan jauh jaraknya dari rumah. Setiap pagi ibu berangkat bekerja, dan siangnya Murti akan menjemput ibu.
Biasanya Murti ditemani oleh Suratni. Untuk pergi ke yayasan tempat ibu bekerja, mereka harus melewati perkampungan yang masih sepi, melewati sawah yang lumayan luas dan menyeberang kali.
Murti dan Suratni paling senang kalau harus pergi menjemput ibu karena mereka bisa sambil mencari bahan untuk main pasaran nantinya di rumah, seperti bebungaan, dedaunan, dan macam-macam lagi.
“Ni, ayo, kita berangkat!” ajak Murti menjemput Suratni di rumahnya.
“Iya…iya…” seru Suratni sambil berlari keluar rumah.
Baca Juga: Hobi Mendatangkan Rezeki, Harga Merpati Tomprang Diklaim Bisa Tembus Rp 1 Miliar, Ini Faktanya
“Hati-hati di jalan, ya. Jangan mampir-mampir,” pesan ibu Suratni.
“Nggih, Bude,” jawab Murti.
Sepanjang perjalanan, seperti biasa, saat melewati kebun sawah, dan kali, beberapa kali Suratni berhenti demi mengambil apa pun untuk pasaran nanti.
“piyeek..piyeek..piyeek…”
“Apa, tuh?” seru Suratni. Murti pun menajamkan pendengarannya.
“piyeek…piyeek...” suara itu kembali terdengar.
Suratni dan Murti bergegas mencari asal suara itu. Suaranya mirip suara anak ayam. Aneh memang, sawah ini kan, jauh dari pemukiman, tapi bisa ada anak ayam di sini.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 21: Kecemasan Istri Jika Suami Sekarang Bertemu dengan Mantan Suami
“Mungkin ayam hutan liar. Lumayan kalau memang itu anak ayam, bisa kita bawa pulang buat dipelihara,” kata Murti yang langsung disetujui oleh Suratni.
